Suka dan Cinta
Suka dan cinta itu
manusiawi, Allah menciptakan rasa cinta kepada makhluknya. Seperti rasa suka
dan cinta terhadap lawan jenis. Tapi cintailah seseorang sesederhana mungkin
karena bisa saja suatu hari nanti menjadi musuhmu dan bencilah musuhmu
sesederhana mungkin karena bisa saja suatu hari nanti kamu akan mencintainya (H.R.
Imam Turmudzi).
Setiap orang pasti
pernah jatuh hati dan dijatuh hatikan. Ada yang yang langsung bersatu dan
menjalin hubungan (pacaran), ada yang bertepuk sebelah tangan, dan ada juga
yang tetap bersabar memegang prinsipnya (tidak pacaran). Tujuan akhirnya pasti
untuk menyempurnakan Dien-Nya dan menjalankan sunah Rasul yaitu menikah.
Seperti hadis di atas
tadi cintailah seseorang jangan sampai melebihi cintamu padaNya. Setiap
hubungan yang dijalani pasti selalu ada jalan berliku. Bukan hidup namanya
kalau tanpa perjuangan dan selalu melewati jalan mulus. Karena dengan begitu
kita bisa berpandangan luas, matang, dan dewasa menghadapi setiap masalah yang
muncul.
Seseorang yang
berpacaran sudah lama dan berkomitmen akan menikah tapi di tengah perjalanan
banyak sekali godaan entah karena beda prinsip, restu orang tua, pengganggu
dari luar, dan yang lainnya. Akhirnya ada yang berlanjut ke pelaminan, ada juga
yang putus dengan baik-baik dan tetap bersilaturahmi, ada juga yang putus
dengan cara tidak baik dan memutuskan tali silaturahmi begitu saja (musuhan).
Seseorang yang dulu
sering sekali ditolak dan dibenci tapi karena perjuangan, usaha, dan
kesabarannya pantang mundur walaupun ditolak berkali-kali tak menyurutkannya
untuk mendapatkan sang pujaan hati. Akhirnya ada pujaan hati yang luluh menerima
cintanya, ada juga pujaan hati yang menolak dengan baik-baik dan si pengejar
pun legowo, ada juga pujaan hati yang menolak dengan baik-baik dan si pengejar
pun tidak terima karena perjuangannya tidak dihargai (musuhan), ada juga pujaan
hati yang menolak mentah-mentah dan si pengejar pun legowo, dan ada juga pujaan
hati yang menolak mentah-mentah dan si pengejar pun tidak terima karena perjuangannya
tidak dihargai (musuhan).
Proses tersebut
tergantung pada masing-masing pribadi karena semua butuh “DUIT” doa, usaha,
ikhlas, dan tawakal. Ketika sudah
berusaha semaksimal mungkin, berdoalah, serahkan semua kepada Allah. Jawabannya
adalah dipersatukan, dipisahkan, atau digantikan dengan yang lebih baik.
Akan tetapi ketika
prinsip DUIT itu tak dipakai pasti banyak orang yang tidak terima dengan
keputusanNya. Ko gw ga jadi sih sama dia, kok gw ditolak sih, ko gw??, dan lain
sebagainya. Jadilah putus tali silaturahmi dan musuhan.
Semua sudah diatur
kawan bila akhirnya memang berjodoh pasti akan dipertemukan dan indah pada
saatnya. Selalu husnudzon / positif thingking itu penting. Tapi jangan lupa
usaha, perjuangan, dan sabar itu penting. Walaupun sudah tercatat di Lauhu
Mahfudz siapa jodohmu nanti.
Semakin dewasa semakin
ingin mencari tahu hakikat Cinta yang hakiki. Seseorang pasti ingin mendapatkan
cinta yang halal dan menginginkan seseorang mencintainya karena cintanya kepada
Allah, bukan karena nafsu belaka, paras,
harta, dan jabatan karena semua itu
hanya bersifat sementara dan bisa berubah kapan saja.
Wassalam
Komentar
Posting Komentar